Senin, 07 Januari 2008

Sendirian saja

Sendirian saja. Aku sendirian saja menatap perempuan itu. Mengintip dari celah pintu yang sedikit terbuka, yang tertutup tidak sempurna. Aku sendirian saja mengamati gerai rambutnya dan membayangkan seandainya sedetik saja aku bisa membelainya. Aku sendirian saja, tidak memberitahu temanku yang duduk disamping kiriku, yang asik bermain game di ponsel sebab aku tahu jika aku memberitahunya yang terjadi adalah ia segera bergegas menghampiri perempuan itu dan terbongkarlah rahasiaku. Aku juga tidak memberitahu temanku yang duduk disamping kananku, sebab aku tahu ia biang gosip dan aku tidak mau seantero jagad tahu perbuatanku.

Sendirian saja. Aku sendirian saja ketika hari berikutnya di suatu sore yang temaram karena senja tersiram percikan gerimis, aku menemuinya.
Memandang dengan dekat matanya yang menurutku terindah dari semua mata yang pernah kutatap. Aku menemuinya. Mengatakan sesuatu yang ingin kukatakan sebelumnya.
"Aku mencintaimu." Kataku.


Sendirian saja. Untungnya aku sendirian saja waktu itu, hingga tidak ada yang tahu ketika perempuan itu berdiri disuatu sore yang temaram karena senja tersiram percikan gerimis, lalu menampar pipiku yang kanan bergantian dengan pipiku yang kiri sampai aku merasa seperti sedang cipika cipiki dengannya, hanya saja dengan rasa yang sama sekali berbeda.
Meskipun aku sama sekali tidak mengerti dengan tingkahnya yang aneh itu, kalau memang tidak mencintaiku mengapa harus dijawab dengan tamparan, mengapa tidak dengan mulutnya saja, “maaf, aku tidak bisa”, kupikir itu lebih baik dan sopan.
Tapi aku segera tahu sebabnya. ”Itu karena kebebalanmu selama ini. Memangnya aku tidak risih tiap sore kamu berlaku seperti itu. Dan, satu lagi, aku belum mengadukan hal ini kepada suamiku. Jadi, jangan sampai aku berubah pikiran. ” Semprotnya padaku.

Hmm..Hmm...
Aku pun ber-Hmm..Hmm.. sendirian, sampai pagi. Tidak kuajak kedua temanku itu. Sendirian saja.

Tidak ada komentar: